Peneliti Unsika Temukan Solusi Masalah Sampah Organik
KARAWANG - Tim peneliti Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) temukan cara atasi sampah organik rumah tangga dengan menggunakan maggot. Para peneliti tersebut berhasil menciptakan Magonika (Magophonik Unsika) untuk mendekomposisi sampah organik rumah tangga dengan waktu cepat, Kamis (29/9) kemarin. Melalui Program Prioritas Unsika (Hipka) pada skema Hibah Penelitian Stategis dan Terapan (Hipster) Tahun 2022 para peneliti menciptakan Magonika (Magophonik Unsika). Program kegiatan penerima manfaat teknologi Magonika dilaksanakan di kantor Desa Kutaampel, Kecamatan Batujaya pada 26 September 2022 lalu. Magophonik Unsika ialah paket integrasi plasma budidaya maggot black soldier fly (BSF) dan aquaphonik yang dapat mendekomposisi sampah organik rumah tangga dengan waktu cepat. Selain itu kolaborasi keduanya dapat menghasilkan pupuk organik kasgot (bekas maggot), mager (maggot kering) sebagai pakan ikan, ternak, dan sayuran. Ketua Tim Peneliti, Rommy Andhika Laksono mengatakan bahwa Magonika ialah jawaban atas permasalahan sampah organik rumah tangga yang tak tertangani dengan baik. Sampah organik tersebut, dikatakan Rommy berdampak pada pencemaran lingkungan jika terus dibiarkan. "Produk turunan yang dihasilkan dari magonika memiliki nilai ekonomi yang cukup baik, di antaranya pupuk organik kasgot yang dihasilkan dari kotoran maggot. Kandungan unsur hara makro dan mikro esensial yang tinggi dalam kotoran maggot baik bagi tanaman pekarangan," terang Rommy, Kamis (29/9). Magonika memanfaatkan larva maggot yang berumur 7-28 hari sebagai agen dekomposisi sampah organik rumah tangga. Maggot juga dikatakan Rommy mampu mengurangi bau tak sedap dari sampah tersebut. Hasil penelitian ini, diterangkan Rommy telah mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang dipegang oleh LPPM Universitas Singaperbangsa Karawang. Kepala Desa Kutaampel, Rosadi Gunawan yang hadir dalam kegiatan mengenai penelitian Magonika pada 26 september 2022 lalu mengatakan kini ia dan masyarakat menjadi tahu cara mengelola sampah rumah tangga. "Magonika menjadi solusi bagi masyarakat dalam mengelola sampah organik yang selama ini tidak tahu cara pemanfaatannya. Magonika juga bisa dijadikan sumber penghasilan rumah tangga dari produk seperti pupuk maggot kering dan pupuk bekas maggot," terang Rosadi. Koordinator PPL Kecamatan Batujaya, Wulan mengatakan pihaknya menyambut baik inovasi Magonika yang dibuat Unsika. "Inovasi ini menjadi salah satu upaya dalam go organic yang dimulai dari rumah tangga, karena pertanian ke depan akan berbasis pertanian organik yang harus memanfaatkan bahan organik menjadi pupuk organik yang baik bagi tanaman dan ramah lingkungan," terang Wulan. (cr1/wyd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: